Laporan :
Anisa Ramadona
Nim : 06151282227033
Prodi : Pendidikan Masyarakat Instansi Universitas Sriwijaya
HARIAN LAHAT.COM //-Kenaikan harga beras merupakan masalah yang kerap kali menjadi perhatian masyarakat, terutama di negara-negara dengan tingkat konsumsi beras tinggi, salah satunya Indonesia. Saat ini di Indonesia harga beras melambung tinggi mencapai Rp14.000 hingga Rp16.000 Meskipun banyak faktor yang dapat memengaruhi fluktuasi harga beras, termasuk iklim, pasokan, dan permintaan, pemberdayaan perempuan telah terbukti sebagai solusi yang berpotensi dalam mengatasi masalah ini.
Perempuan memiliki peran yang penting dalam rantai pasokan beras, mulai dari produksi hingga distribusi. Namun, seringkali peran perempuan ini tidak diakui secara proporsional dan mereka menghadapi tantangan dalam mengakses sumber daya dan peluang yang sama dengan pria. Pemberdayaan perempuan, baik melalui pendidikan, pelatihan keterampilan, atau akses ke modal dan teknologi, dapat membantu meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam produksi beras.
Di tingkat pertanian, perempuan dapat dilibatkan dalam penggunaan teknologi modern dan praktik pertanian berkelanjutan untuk meningkatkan hasil panen dan kualitas beras. Selain itu, pemberdayaan perempuan dalam pengelolaan keuangan dan pemasaran hasil pertanian dapat membantu mengurangi kerugian dan memastikan keuntungan yang lebih adil bagi petani perempuan.
Selanjutnya, dalam distribusi dan perdagangan beras, perempuan dapat berperan dalam manajemen gudang, transportasi, dan penjualan. Dengan memberikan akses yang sama kepada perempuan dalam rantai pasokan, dapat tercipta sistem yang lebih efisien dan inklusif, yang pada akhirnya dapat membantu mengendalikan harga beras.
Pemberdayaan perempuan juga memiliki dampak positif yang luas di luar sektor pertanian. Perempuan yang memiliki akses ke pendidikan dan pelatihan memiliki kesempatan yang lebih besar untuk berpartisipasi dalam ekonomi formal, sehingga mengurangi tekanan pada sektor pertanian dan meningkatkan diversifikasi ekonomi.
Namun, untuk mewujudkan potensi pemberdayaan perempuan dalam mengatasi kenaikan harga beras, diperlukan komitmen dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Investasi dalam pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur yang mendukung perempuan harus diprioritaskan, sementara kebijakan yang mendukung kesetaraan gender dan akses perempuan terhadap sumber daya harus diperkuat.
Dengan pemberdayaan perempuan, kita dapat mengubah paradigma produksi dan distribusi beras, menciptakan sistem yang lebih inklusif dan berkelanjutan, serta mengatasi tantangan kenaikan harga beras dengan cara yang berdampak positif bagi seluruh masyarakat